Diberdayakan oleh Blogger.

Seguidores

Followers

RSS
Tampilkan postingan dengan label listrik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label listrik. Tampilkan semua postingan

Perkenalkan Satu Lagi Bakal Calon MPV Listrik Indonesia, Gendhis.

Masih ingat dengan proyek ambisius pak Dahlan Iskan untuk membuat MPV bertenaga listrik yang rencananya akan dipakai oleh delegasi APEC? MPV yang kabarnya akan dibuat semewah Toyota Alphard ini memang mengundang rasa ingin tahu, tak lain tak bukan karena pak Dahlan dan tim sendiri belum pernah menampilkan sosok MPV ini.

Mobil listrik karya putra putri bangsa Indonesia siap dipamerkan pada KTT APEC di Nusa Dua Bali. Mobil listrik yang ditampilkan antara lain tipe sport car dengan nama 'Selo' dan tipe minibus sejenis Alphard dengan nama 'Gendhis'.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kepada wartawan seperti dikutip Jumat (26/7/2013).
"Di sana juga ada yang penting (mobil listrik), satu lagi namanya Gendhis setingkat Alphard," ucap Dahlan.
Selain itu juga ditampilkan bus listrik dalam KTT APEC tersebut. Semua mobil listrik ini akan digunakan untuk operasional delegsi APEC non kepala pemerintahan di kawasan Nusa Dua. Mobil listrik buatan Indonesia ini diciptakan oleh Ricky Nelson dan Dasep Ahmadi.

"Buat delegasi tapi non kepala pemerintahan. Kan ada setingkat Menteri, Dirjen, Media. Itu nanti akan ada 200 mobil. Dia terus muter venue di Nusa Dua, itu terdiri dari mobil bio diesel 150 unit sisanya mobil listrik dan hybrid. Itu yang boleh beroperasi di Nusa Dua," tambahnya.
Sumber : Detik Oto

Nah tampaknya desain dari Gendhis diungkapkan oleh sebuah Page di Facebook beralamat di https://www.facebook.com/Catatan.Dahlan.Iskan



Gendhis sendiri dalam bahasa Jawa berarti gula, mungkin diharapkan mobil ini bisa menjadi pusat perhatian para delegasi APEC, nah sekarang bandingkan dengan Arimbi



Apakah keduanya bakal benar-benar diproduksi? kita tunggu saja dengan penuh harap

UPDATE :
Barusan dari Detik tertangkap penampakan asli Gendhis









Sumber : http://oto.detik.com/readfoto/2013/10/02/141619/2375539/647/1/mobil-listrik-siap-mejeng-di-ktt-apec991101mainnews

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Yuk Kita Intip Proses Pembuatan Mobil Listrik Tesla

Jika Indonesia sedang dilanda demam mobil listrik (walaupun masih dalam bentuk prototipe), Amerika selangkah lebih maju, tidak mengherankan juga karena Amerika memang sudah lama dikenal dengan industri mobil-nya. Kali ini kami menghadirkan proses pembuatan mobil Tesla, bagi yang belum tahu Tesla adalah perusahaan mobil mandiri yang khusus membuat mobil bertenaga listrik.


Tesla memang ibarat bayi yang dikepung oleh raksasa ( GM, Ford, dan Chrysler) namun gebrakan dari Tesla cukup membuat industri mobil besar cukup waswas. Wajar sih karena Tesla walaupun tergolong kecil namun berani investasi tinggi di bidang mesin robotik dan desain inovatif.



Sekarang bagaimana mobil tersebut dibuat mari kita simak dibawah ini.

To create a Model S, Tesla starts out with 50 to 60 coils of various types of aluminum, with each coil weighing up to 20,000 pounds.

Untuk membuat Model S, Tesla membutuhkan 50 sampai dengan 60 coil aluminium dari berbagai jenis.

The coils are unwound and the aluminum is flattened, then fed into a blanking machine.

Lembaran aluminium dimasukkan ke mesin.

The blanking machine processes the pieces and cuts them into flat, even pieces. Sometimes a laser is also used to cut the blanks, as seen here.

Mesin lalu memotong-motong lembaran aluminium sesuai dengan bentuk mobil.

The new blanks are fed into press lines and "stamped" into different shapes that will later form the panels of the car. A part is stamped every 6 seconds in the factory.

Lempeng aluminium lalu dimasukkan mesin press untuk membuat bentuk panel bodi.

Next, the newly stamped panels are brought to the body shop, where they are put together to create the body of the Model S.

Bodi aluminium lalu dimasukkan ke mesin perakitan untuk disatukan dengan kerangka mobil.

Tesla uses one of five different methods to join parts: industrial-strength adhesive, self-piercing rivets, cold metal transfer welding, new delta spot welding, or conventional resistance welding as seen here.

Tesla menggunakan berbagai macam teknik welding, antara lain industrial-strength adhesive, self-piercing rivets, cold metal transfer welding, new delta spot welding, or conventional resistance welding.

The body leaves the framing area as a full shell and travels down a conveyor belt where it is primed and prepped for painting.

Panel bodi yang sudah disatukan lalu dikirim ke bagian pengecatan.

The paint shop is an incredibly clean environment - no dirt, dust or other noticeable particles are allowed to affect the car's finish.

Area ini adalah area paling bersih karena adanya debu dan partikel sekecil apapun bisa menimbulkan cela saat sesi pengecatan.

The painted body is then sent to General Assembly, where it is carried down an assembly line by robots that follow a magnetic pattern inlaid in the floor.

Setelah tahap pengecatan lalu tahap perakitan.

Tesla has 160 multi-tasking robots at their Fremont factory. Here you can see an advanced robot installing a seat in the Model S at a precise angle.

Tesla memiliki 160 robot multitasking untuk memasang bagian-bagian kendaraan, tampak terlihat robot memasang kursi depan dengan akurasi tinggi.

 The same robot that installs the seats is able to pick up a windshield, put glue on it, and attach it to the car in a matter of seconds.

Robot yang sama bisa memasang windshield, memasang lem, dan merekatkan dengan bodi secara bersamaan.

Of course, robots can't do everything. In this photo, a design engineer inspects a new Model S before it is sent out.

Tetap harus di inspeksi oleh insinyur Tesla sebelum dikirim ke konsumen.

The Fremont Tesla factory employs about 3,000 people.

Secara keseluruhan pabrik Tesla bisa mempekerjakan 3000 orang dalam satu lokasi pabrik.

Ya walau dibandingkan dengan industri kita, jelas kita masih kalah dalam hal teknologi produksi maupun desain kendaraan, namun ke depannya semoga industri mobil listrik nasional bisa mencontoh Tesla dan tidak hanya berakhir sebatas prototipe.

Sumber:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS