Mereka
bermuamalah buruk dengan manusia, menipu dalam melakukan jual beli dan
mengurangi takaran dan timbangan. Maka Allah mengutus kepada mereka seorang
rasul dari kalangan mereka bernama Nabi Syu’aib ‘alaihissalam.
Beliau mengajak mereka beribadah kepada Allah dan tidak berbuat syirik,
melarang mereka mengurangi takaran dan timbangan serta melarang melakukan
pembajakan, dan melarang berbuat buruk lainnya.
Nabi Syu’aib ‘alaihissalam terus berdakwah
kepada kaumnya dan menerangkan kebenaran kepada mereka, tetapi yang beriman
hanya sedikit saja, sedangkan sebagian besar mereka kafir. Meskipun begitu,
beliau tidak berputus asa terhadap penolakan mereka, bahkan tetap sabar
mendakwahi mereka dan mengingatkan mereka nikmat-nikmat Allah yang tidak
terhingga.
Akan tetapi kaumnya tetap tidak menerima nasihat dan dakwahnya,
bahkan mereka berkata kepada NabiKemudian Nabi Syu’aib membantah mereka dengan
kalimat yang halus sambil mengajak mereka kepaMaka mereka mengancam akan
menghukum Beliau
Selanjutnya, Nabi Syu’aib menakut-nakuti mereka dengan adzab Allah jika
mereka tetap di atas kesesatan dan kemaksiatan mereka, tetapi kaumnya malah
menjawab ancaman itu dengan mengancam Beliau dan memberikan
pilihan….Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan kepada
mereka berbagai bentuk adzab dan musibah karena sifat dan perbuatan mereka yang
buruk.Allah timpakan kepada mereka gempa bumi sebagai balasan karena mereka mengancam akan mengusir Nabi Syu’aib dan para pengikutnya (QS. Al A’raaf: 91). Dia juga menimpakan suara yang mengguntur sebagai balasan atas olok-olokkan mereka kepada Nabi mereka (QS. Huud: 87). Dan Dia juga menimpakan kepada mereka naungan awan yang daripadanya keluar bunga api sebagai jawaban atas permintaan mereka untuk ditimpakan adzab berupa gumpalan dari langit (QS. Asy Syu’aaraa’: 187-188).
Allah menyelamatkan Nabi Syu’aib ‘alaihissalam dan orang-orang yang beriman bersamanya, Dia berfirman, “Dan ketika datang adzab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.–Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.” (QS. Huud: 94-95).
Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Oleh: Marwan bin Musa
0 komentar:
Posting Komentar